Standar Ganda Sebagai Pelatih Barcelona
Menjadi pelatih klub sekaliber Barcelona, meraih juara LaLiga berturut-turut dua kali bukan sebuah prestasi. Itu yang dirasakan oleh Ernesto Valverde yang resmi dipecat oleh Barcelona. Pemecatan Valverde ini bukan sebuah kejutan karena Barcelona sebelumnya sudah mencari beberapa pelatih lain untuk bersedia menjadi suksesor Valverde di Barca. Sebut saja Xavi Hendandez dan Ronald Koeman yang menolak untuk menangani Barcelona dari pertengahan musim.
Ernesto Valverde didatangkan sebagai pelatih Barcelona pada musim 2017/2018 dan diakhir musim mempersembahkan tropi LaLiga dan pada musim 2018/2019 tropi tersebut masih menjadi milik Barcelona. Tapi Barcelona memiliki standar tinggi untuk pelatih mereka. Bukan hanya prestasi lokal sebagai ukuran kesuksesan, tapi juga prestasi di benua Eropa.
Dalam pengabdiannya selama 2,5 tahun Valverde berhasil melalui 145 pertandingan bersama Barcelona dengan meriah 97 kemenangan dan 32 hasil seri serta mengalami 16 kekalahan. Ini bukan prestasi yang buruk, tapi bagi Barcelona ada dosa lain yang dilakukan oleh Valverde sehingga berakhir dengan pemecatan.
Diantara dosa Valverde adalah kegagalannya membawa Barcelona berprestasi tinggi di benua Eropa dalam Liga Champions. Dimana pada musim 2017/2018 harus menyerah di tangan AS Roma yang saat itu Barca sudah unggul 4-1 pada leg pertama di Nou Camp. Tapi AS Roma dapat menyamakan agregat menjadi 4-4 dengan unggul 3-0 saat laga di Olimpico Roma. Sehingga Roma melangkah ke babak selanjutnya berkat unggul agresivitas gol di kandang lawan.
Dosa lainnya adalah pada Liga Champions musim 2018/2019 saat pertandingan di semifinal melawan Liverpool. Barca yang sudah unggul 3-0 dikandangnya harus menerima kenyataan ditumbangkan Liverpool 4-0 di Anfield dan Liverpool lolos ke final dan menjadi juara. Dosa yang baru saja terjadi oleh Valverde adalah kekalahan Barca atas Atletico Madrid pada Piala Super Spanyol. Barca kalah di semifinal 2-3 dan gagal melangkah ke final.
